Mengenal Pruritus, Kulit Gatal dan Kering yang Sering Dialami Lansia

Pruritus (kulit gatal) dan xerosis (kulit kering) kerap terjadi pada usia lanjut atau lansia.

Kondisi ini sering diabaikan karena dianggap sebagai hal yang wajar dialami lansia.

Kulit kering kerap membuat tekstur kulit menjadi kasar dan pecah-pecah, sehingga mempermudah bakteri masuk ke dalam tubuh.

Kulit kering juga bisa berujung pruritus.

Jika gatal pruritus berlanjut lebih dari enam minggu maka berpotensi menjadi penyakit kronis lainnya.

Pruritus bahkan bisa menurunkan kualitas hidup seseorang karena mengganggu tidur dan menyebabkan kecemasan hingga depresi.

Karena itu, perlu dilakukan pengobatan sesegera mungkin ke dokter spesialis kulit dan kelamin.

Dokter spesialis kulit dan kelamin, yang juga CEO Klinik Pramudia, Anthony Handoko, mengatakan bahwa secara medis, keluhan kulit gatal dan kering pada pasien lansia tidak sesederhana seperti hanya diobati keluhannya saja, tetapi jauh lebih penting lagi mencari sumber penyakit yang mendasarinya “Keluhan gatal dan kering pada kulit pasien lansia dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup mereka.

Maka jangan anggap remeh bila orang tua atau kerabat yang sudah menuju lansia memiliki keluhan kulit gatal dan kulit kering,” kata dia dalam konferensi pers pada Kamis, 3 November 2022.

Pasien lansia dengan keluhan kulit kering memang belum dapat sembuh total dengan cepat dan akan bertahan dalam waktu lama.

Sebab, banyak faktor yang berpengaruh baik faktor genetik, internal maupun eksternal.

Faktor internal misalnya lapisan lemak yang berkurang pada kulit lansia, dan penyakit penyerta lain seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit hati, keganasan, infeksi, dan riwayat konsumsi obat-obatan tertentu.

Faktor eksternal merupakan pengaruh lingkungan dan gaya hidup juga sangat berperan dalam timbulnya kulit kering, seperti stres, paparan sinar matahari yang lama, penggunaan air conditioner, perubahan musim dan kelembapan, kebiasaan mandi yang lama, penggunaan sabun yang bersifat iritatif, asupan cairan yang kurang.

Yustin Sumito, dokter spesialis kulit dan kelamin dari Klinik Pramudia, menjelaskan bahwa penyakit ini sebenarnya tidak semuanya menular, tergantung dari penyakit yang mendasari.

“Secara umum, pruritus sebenarnya bisa dikatakan sebagai gejala dari berbagai penyakit kulit tertentu, dan tidak semuanya menular, tergantung dari penyakit yang mendasari,” ungkap Yustin.

Pruritus yang menular adalah pruritus yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.

Tingkat kesembuhan pasien pruritus juga bergantung pada penyakit yang mendasari, yang penting harus benar dalam pemilihan tatalaksana untuk pruritus.

Pruritus ini disebabkan beberapa faktor.

Selain karena usia, seseorang bisa tambah berisiko mengalami pruritus jika memiliki alergi; memiliki kondisi penyakit lain seperti eksim, psoriasis, dan diabetes; sedang hamil; ataupun mereka yang sedang menjalani dialisis.

Pengobatan pruritus dan kulit kering menjadi tantangan tersendiri.

Perlu kesadaran yang lebih tinggi di kalangan masyarakat agar mau memeriksakan kondisi kesehatan kulit ke dokter untuk mencari penyebab yang mendasari kondisi ini.

JENIATI ARTAULI TAMPUBOLON

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *