Inflasi Bisa Tembus 7 Persen karena Kenaikan Harga BBM

Inflasi diperkirakan menembus 6-7 persen pada akhir tahun setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kemarin, pemerintah menaikkan harga BBM untuk jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax.

“Secara keseluruhan, jika pemerintah menaikkan Pertalite menjadi Rp 10 ribu, Solar menjadi Rp 6.800, dan Pertamax menjadi Rp 14.500, ada tambahan inflasi sekitar 2,2 persen,” kata ekonom PT Bank Permata (BNLI) Tbk., Josua Pardede, seperti dikutip Bisnis, Ahad, 4 September 2022.

Ia menyebut kenaikan harga BBM jenis Pertalite yang sebesar 30,72 persen berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,99 persen.

Untuk dampak tidak langsung, Josua memprediksi akan sebesar setengah dari direct impact atau sekitar 0,50 persen.

Sementara itu, harga Solar yang naik menjadi Rp 6.800 per liter atau naik 32,04 persen, direct impact terhadap inflasi diperkirakan sekitar 0,05 persen.

Adapun indirect impact-nya sekitar 0,5 persen.

Lalu, kenaikan harga Pertamax sebesar Rp 2.000 turut mendorong tambahan inflasi sebesar 0,15 persen.

Sedangkan direct impact-nya sebesar 0,1 persen.

Di samping itu, dampak kenaikan harga BBM yang diikuti dengan rentetan inflasi dan potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia diprediksi bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2022.

Meski, ia melihat pertumbuhan ekonomi masih berkisar 5 persen.

Adapun untuk 2023, ia memprediksi pertumbuhan ekonomi prediksi cenderung melambat di kisaran 4,8 persen hingga 4,9 persen.

Kenaikan harga BBM ditolak buruh….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *